Penggunaan popok sekali pakai bagi si kecil merupakan hal yang sudah umum dan dianggap mempermudah kerja dari sang Ibu. Meskipun popok terdiri dari dua jenis, yaitu popok sekali pakai dan popok kain, nyatanya popok sekali pakai seperti memiliki panggungnya sendiri. Kebanyakan penggunaan popok sekali pakai untuk bayi memiliki alasan tersendiri, salah satunya adalah orang tua tak repot membersihkan kotoran si kecil. Akan tetapi, dalam penggunaan popok sekali pakai, Moms juga harus rajin dalam mengganti popok setiap beberapa waktu sekali.
Mengganti popok secara rutin akan mengurangi risiko ruam pada kulit bayi. Kondisi kulit bayi yang sensitif masih rentan dengan kuman, ataupun jamur. Kulit area pantat dan kemaluan bayi merupakan bagian yang sangat sensitif karena bagian ini adalah bagian tubuh bayi yang paling sering lembab akibat kotoran.
Tanda-Tanda Moms Harus Mengganti Popok Bayi
Ada banyak hal yang harus diperhatikan apabila berbicara tentang popok bayi. Salah satunya, mengenali tanda-tanda yang perlu diketahui oleh orang tua terkait kapan harus mengganti popok bayi.
Bahan popok yang tidak sesuai tentu meningkatkan risiko munculnya kuman, bakteri, dan jamur dapat merusak kulit bayi. Selain itu, intensitas buang air besar dan buang air kecil juga menjadi salah satu faktor harus mengganti popok secara rutin. Jikalau popok tidak diganti, kondisi area pantat dan kemaluan akan rentan iritasi.
Frekuensi buang air besar dan buang air kecil pada si kecil juga bisa menandakan kesehatannya. Memeriksa kondisi popok bayi secara berkala bisa membantu memantau kondisi si kecil apakah menerima asupan makanan yang cukup, dan susu yang diberikan sudah cukup.
Wajarnya, mengganti popok dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Namun tak menutupi akan sering diganti tergantung kapasitas si popok. Popok yang ada indikator pipis akan mempermudah Mom mengeceknya.
Namun, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Sesegera mungkin ketika si kecil telah buang air kecil maupun air besar popok langsung diganti. Hal ini karena kandungan asam dalam feses dapat membuat kulit bayi menjadi iritasi bahkan infeksi kandung kemih pada perempuan.
Pemilihan Jenis Popok Bayi untuk si Kecil
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa popok terdiri dari dua jenis. Moms juga bisa memilih popok sekali pakai dengan jenis celana dan bukan perekat untuk anak yang telah mulai tumbuh dan mampu mengangkat pantatnya sendiri, hal ini karena popok bayi sekali pakai dengan jenis celana dianggap lebih aman dan tidak mudah copot rekatannya.
Namun, untuk bayi yang masih belum bisa menggerakan tubuhnya sendiri, Moms bisa memilih popok bayi sekali pakai dengan tipe perekat, karena ini akan mempermudah Moms menggantikan popoknya selagi si bayi berbaring.
Dalam memilih popok, Moms harus memperhatikan ukuran popok, karena setiap produk yang berasal dari brand berbeda memiliki standar ukuran yang berbeda. Biasanya dalam kemasan produk popok akan ada ukuran popok serta berat badannya, Moms bisa ikuti petunjuk tersebut agar kenyamanan si kecil tetap terjaga.
Moms bisa mengetahui kapan harus mengganti popok si kecil dengan melihat tanda-tanda di bawah ini:
Tidur Gelisah
Si kecil yang telah tertidur nyenyak namun tiba-tiba terbangun dan menangis, dan menendang-nendangkan kaki ke udara. Bisa jadi, si kecil meminta digantikan popoknya lantaran area pantat sudah terasa lembab dan lengket.
Ekspresi si Kecil
Moms bisa memperhatikan ekspresi si kecil saat sedang terdiam, biasanya anak kecil akan mengejan kala tidak ada orang. Kalau sudah melihat ekspresi ngeden dari si kecil. Moms harus langsung bersiap membersihkan pantat si kecil dan mengganti popok baru.
Memeriksa Langsung Kondisi Popok
Popok yang telah terisi akan terasa lebih besar dan berat saat dipegang. Moms bisa mengganti popok apabila kondisi ini terjadi pada si kecil. Perlu diperhatikan, jangan sampai Moms menunggu popok penuh ataupun bocor, atau bahkan tidak mengganti popok sama sekali karena menganggap belum kotor. Moms wajib mengganti popok si kecil 2-3 jam sekali.
Memilih popok yang memiliki indikator pipis juga memudahkan Moms untuk mengetahui kapan perlu mengganti popok, tanpa perlu melihat tanda-tanda seperti di atas. Selain memiliki indikator pipis, hal lain yang harus diperhatikan adalah bahan dari si popok tersebut.
Ada banyak hal yang perlu Moms perhatikan saat membeli popok. Harga popok mahal bukan jaminan popok bisa nyaman dikenakan bayi. Mengutamakan kebutuhan bayi menjadi hal paling penting saat Moms memilih popok bayi. Hal ini bisa menekan banyak dampak negatif yang dialami bayi di kemudian hari.
Memilih popok untuk bayi memang tidaklah mudah. Selain harus memperhatikan kecocokan kulit bayi dengan popok, sang ibu juga perlu cermat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari popok.
Memilih bahan yang sesuai dengan jenis kulit si bayi akan mengurangi risiko iritasi kulit. Dengan inti SAP, teknologi anti gumpal serta kemampuan penyerapan yang cepat dan daya tampung maksimal, MAKUKU SAP Diapers bisa menjadi solusi dan jawabannya Moms.
MAKUKU SAP Diapers dengan struktur 3D mampu menyerap urin secara cepat dan merata sehingga tidak ada penggumpalan yang terjadi di popok. Selain itu, popok Makuku bebas dari osmosis baik, sehingga akan membuat si kecil menjadi lebih nyaman dengan lapisan permukaan popok yang kering. Penggumpalan akibat air seni yang telah meresap tentu akan membuat si kecil merasa ada yang mengganjal serta menjadi tidak nyaman.
MAKUKU SAP Diapers memiliki desain super tipis dengan ketebalan yang hanya 1,6 mm. Hal ini menjadikan MAKUKU SAP Diapers sangat mirip dengan pakaian dalam bayi sehingga pergerakan bayi akan tetap nyaman dan si kecil tidak merasakan ada benda asing di area pantatnya. Lapisan permukaan yang mudah menyerap serta memiliki sirkulasi udara baik di area pantat bayi dapat meminimalisir gesekan yang dapat menjadikan iritasi pada kulit bayi.
MAKUKU SAP Diapers memiliki daya tampung yang besar. Sehingga, saat ada urin maka MAKUKU SAP Diapers akan menyerapnya secara cepat dan merata karena memiliki stabilitas yang baik dalam penyerapan, sehingga dapat membuat pantat bayi mendapatkan perlindungan dan mengurangi kemungkinan risiko bayi mengalami ruam popok.
Komen
250